Senin, 27 Desember 2010

GANDUM

1.1 Latar Belakang
Mulai dari jutaan gen yang berperan sebagai komponen penyusun kehidupan, hingga ribuan tanaman dan binatang yang mendiami dunia ini, dan kombinasi berbagai jenis mahluk hidup yang hampir tak terhingga yang menyusun ekosistem alam, keragaman hayati memberikan kontribusi penting bagi penyediaan pangan dunia. Mahluk hidup saling tergantung satu dengan lainnya, terkait secara kompleks saat kelahiran, kematian dan regenerasi. Manusia hanyalah satu bagian kecil dari “vibrant mosaic” tersebut yang memberikan tekanan yang semakin meningkat pada berbagai spesies dan lingkungannya. Sebagai akibatnya, banyak tanaman dan binatang yang terancam yang sebenarnya sangat penting untuk proses-proses alamiah seperti polinasi oleh serangga dan regenerasi tanah oleh mikroorganisme. Untuk menyediakan pangan bagi suatu populasi yang jumlahnya terus bertambah, pertanian harus diintensifkan agar produksinya meningkat. Selain itu, ketangguhan sektor pertanian juga perlu ditingkatkan dengan cara merawat keragaman berbagai bentuk kehidupan yang memiliki sifat-sifat yang baik, seperti jenis-jenis pohon yang tahan terhadap kekeringan atau jenis-jenis ternak yang mampu bereproduksi dengan baik pada berbagai kondisi sulit.

Praktek-praktek pertanian yang berkelanjutan dapat menyediakan pangan bagi umat manusia sekaligus melindungi lautan, hutan, padang rumput dan ekosistem lainnya yang menampung keragaman biologis yang ada. Sebagai penghargaan terhadap peranan keragaman hayati dalam menjamin penyediaan pangan yang berkualitas tinggi untuk mendukung kehidupan yang sehat dan aktif, FAO telah memilih “Keragaman Hayati untuk Mendukung Ketahanan Pangan” sebagai tema hari pangan sedunia tahun ini. Para ilmuwan sejauh ini telah mengidentifikasi sekitar 1.4 juta spesies tanaman dan binatang yang hidup di dunia ini. Umat manusia menggantungkan hidupnya pada keragaman hayati sebagai sumber pangan, perumahan, pelayanan serta kebutuhan hidup lainnya. Tetapi seiring dengan bertambahnya populasi umat manusia, keragaman hayati menjadi terancam. Ancaman paling besar ditimbulkan oleh kerusakan habitat alam. Spesies-spesies liar menjadi punah ketika tempat hidup mereka hancur. Polusi, urbanisasi, penggundulan hutan dan konversi lahan basah mendorong punahnya margasatwa. Kesalahan pengelolaan pertanian, kehutanan dan perikanan semakin mempercepat proses kerusakan tersebut.
Beragamnya jenis tanaman dan binatang yang dibudidayakan merupakan dasar untuk keragaman hayati produk pertanian. Namun demikian umat manusia hanya bergantung pada 14 spesies mamalia dan burung untuk memenuhi 90% pasokan pangan hewani mereka. Dan hanya 4 spesies–gandum, jagung, beras, dan kentang – untuk memenuhi setengah kebutuhan energi nabatinya.
 

2.1 Sejarah
Gandum (Triticum spp.) adalah sekelompok tanaman serealia dari suku padi-padian yang kaya akan karbohidrat. Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol.
Masyarakat prasejarah sudah mengenal sifat-sifat gandum dan tanaman biji-bijian lainnya sebagai sumber makanan. Berdasarkan penggalian arkeolog, diperkirakan gandum berasal dari daerah sekitar Laut Merah dan Laut Mediterania, yaitu daerah sekitar Turki, Siria, Irak, dan Iran. Sejarah Cinamenunjukkan bahwa budidaya gandum telah ada sejak 2700 SM.
 

2.2 Klasifikasi
Gandum merupakan makanan pokok manusia, pakan ternak dan bahan industri yang mempergunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Gandum dapat diklasifikasikan berdasarkan tekstur biji gandum (kernel), warna kulit biji (bran), dan musim tanam. Berdasarkan tekstur kernel, gandum diklasifikasikan menjadi hard, soft, dan durum. Sementara itu berdasarkan warna bran, gandum diklasifikasikan menjadi red (merah) dan white (putih). Untuk musim tanam, gandum dibagi menjadi winter (musim dingin) dan spring (musim semi). Namun, secara umum gandum diklasifikasikan menjadihard wheat, soft wheat dan durum wheat.
Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Triticum L.

2.3 Jenis-Jenis Gandum
a. T. aestivum (hard wheat)
T. aestivum adalah spesies gandum yang paling banyak ditanam di dunia dan banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan roti karena mempunyai kadar protein yang tinggi. Gandum ini mempunyai ciri-ciri kulit luar berwarna coklat, bijinya keras, dan berdaya serap air tinggi. Setiap bulir terdiri dari dua sampai lima butir gabah.
b. T. compactum (soft wheat)
T. compactum merupakan spesies yang berbeda dan hanya sedikit ditanam. Setiap bulirnya terdiri dari tiga sampai lima buah, berwarna putih sampai merah, bijinya lunak, berdaya serap air rendah dan berkadar protein rendah. Jenis gandum ini biasanya digunakan untuk membuat biskuit dan kadang-kadang membuat roti.
c. T. durum (durum wheat)
T. durum merupakan jenis gandum yang khusus. Ciri dari gandum ini ialah bagian dalam (endosperma) yang berwarna kuning, bukan putih, seperti jenis gandum pada umumnya dan memiliki biji yang lebih keras, serta memiliki kulit yang berwarna coklat. Gandum jenis ini digunakan untuk membuat produk-produk pasta, seperti makaroni, spageti, dan produk pasta lainnya [3].
 

2.4 Morfologi biji
Pada umumnya, kernel berbentuk ofal dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ) [4]. Bagian kulit dari biji gandum sebenarnya tidak mudah dipisahkan karena merupakan satu kesatuan dari biji gandum tetapi bagian kulit ini biasanya dapat dipisahkan melalui proses penggilingan.
a. Bran
Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total keseluruhan gandum. Bran terdiri dari 5 lapisan yaitu epidermis (3,9%), epikarp (0,9%), endokarp (0,9%), testa (0,6%), dan aleuron (9%). Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard, serta memiliki kandungan proteindan kadar serat tinggi sehingga baik dikonsumsi ternak besar. Epidermis merupakan bagian terluar biji gandum, mengandung banyak debu yang apabila terkena air akan menjadi liat dan tidak mudah pecah. Fenomena inilah yang dimanfaatkan pada penggilingan gandum menjadi tepung terigu agar lapisan epidermis yang terdapat pada biji gandum tidak hancur dan mengotori tepung terigu yang dihasilkan. Kebanyakan protein yang terkandung dalam bran adalah protein larut (albumin dan globulin).
b. Endosperma
Endosperma merupakan bagian yang terbesar dari biji gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu [5]. Pada bagian ini juga terdapat zat abu yang kandungannya akan semakin kecil jika mendekati inti dan akan semakin besar jika mendekati kulit.
c. Lembaga
Lembaga terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%. Lembaga merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak lemak dan terdapat bagian yang selnya masih hidup bahkan setelah pemanenan. Di sekeliling bagian yang masih hidup terdapat sedikit molekul glukosa, mineral, protein, dan enzim. Pada kondisi yang baik, akan terjadi perkecambahan yaitu biji gandum akan tumbuh menjadi tanaman gandum yang baru. Perkecambahan merupakan salah satu hal yang harus dihindari pada tahap penyimpanan biji gandum. Perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kondisi kelembapan yang tinggi, suhu yang relatif hangat dan kandungan oksigen yang melimpah.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gandum,2010)
 

3.1 Manfaat Gandum
Kebutuhan gandum menurut prediksi FAO pada bulan Juni 2010 lalu, memprediksi produksi gandum dunia akan mencapai 676 juta ton. Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Gandum merupakan sumber serat larut maupun tidak larut. Adanya serat larut, terutama banyak ditemukan pada oats (havermut) dan barley (sejenis gandum), dapat membantu mengurangi kolesterol darah dan menstabilkan kadar gula darah. Sementara serat tidak larutnya berhubungan dengan perlindungan terhadap risiko terkena kanker kolon dan gangguan pencernaan seperti sembelit, wasir, dan divertikulosis. Sebagai gambaran, dalam satu lembar roti gandum terkandung dua gram serat. Sedangkan roti putih mengandung hanya 0,5 gram setiap lembarnya.
Untuk memberi pemahaman lebih baik atas manfaat gandum, Dr Joanne Slavin, seorang profesor dari Department of Food Science and Nutrition pada Universitas Minnesota, AS memberikan beberapa kesimpulan mengenai manfaat dari gandum dan hubungannya dengan kesehatan. Gandum membantu membentuk tubuh lebih baik karena mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Zat gizi tersebut merupakan sumber rendah lemak terpenting yang berasal dari karbohidrat kompleks, serat diet, protein nabati, phytokimia, antioksidan, vitamin serta mineral. Zat gizi tersebut baik untuk memperkaya diet sehari-hari. Dalam beberapa bagian, gandum dapat membantu mengurangi risiko terhadap berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskular dan kanker. Selain itu, gandum juga dapat memberikan energi untuk aktivitas sehari-hari dan kesehatan jangka panjang.
(http://lifestyle.okezone.com/read/2009/08/17/299/248689/299/mengenal-gandum,2010)
Tanaman gandum di Indonesia terbatas hanya terdapat di dataran tinggi dan pegunungan. Teknik bercocok tanam gandum masih sederhana seperti teknik penanaman padi gogo. Di daerah musim sedang padi di tanan pada musim dingin (winter) dana musim semi (spring). Gandum yang di tanam di Indonesia adalah jenis gandum musim semi yang diintroduksi dari jepang, Filipina , meksiko. Gandum musim dingin umumnya termasuk golongan tanaman berhari panjang (long day plant), yang tidak mungkin dapat berproduksi di daerah tropis. Adapaun keunggulan dari tanaman gandum sebagai berikut:
1. Biaya pemupukan relative sedikit.
2. Dapat memutus siklus hama pada tanaman kentang.
3. Pemeliharaan tidak seintensif padi.
4. Hama buruk tidak ada karena adanya perisai atau duri pada gabah.
5. Proses pasca panen lebih mudah.

3.2 Budidaya Tanaman Gandum
1. Syarat tumbuh
Iklim
• Ketinggian diatas lahan yang sesuai 800 meter dpl.
• Suhu optimum 20-250C.
• Curah hujan 600-825 mm/tahun.
• Kelembaban rata-rata 80-90 %
• Intensitas penyinaran 9-12 jam/hari.
Tanah
• Jenis tanah adalah andosol, latosol dan alluvial
• pH tanah berkisar 6-7
• syarat tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman gandum adalah :
a. Hara yang diperlukan cukup tersedia
b. Tidak ada zat toksit
c. Kelembaban mendekati kapasitas lapang
d. Suhu tanah rata-rata berkisar 15-280C
e. Aerasi tanah baik
f. Tidak ada lapisan padat yang menghambat penetrasi akar gandum untuk menyusuri tanah


2. Teknik budidaya
a. Benih gandum
• Berasal dari malay yang matang pada batang utama
• Mempunyai bentuk dan warna yang seragam
• Bebas dari hama dan penyakit
• Mempunyai bobot yang tinggi dan seragam
• Benih gandum mempunyai masa dormansi yang tidak terlalu lama antara 0-4 bulan
• Sebelum ditebar sebaiknya benih direndam beberapa menit dalam air
• Kotoran atau biji yang telah rusak, karena beratnya lebih ringan akan terapung. Benih yang telah bersih itu kemudian diuji daya tumbuhnya.
Syarat benih gandum bersertifikat
a. Kemurnian benih minimal 98%
b. Campuran benih farietas lain maksimal 0,2%
c. Biji gulma maksimal 0,1%
d. Kotoran maksimal 2%
e. Daya tumbuh minimal 80%
f. Kadar air maksimal 13%
• Sebelum benih ditanam, sebaiknya diberi perlakuan benih terlebih dahulu, untuk mencegah kerusakan dan serangan hama penyakit, baik yang berasal dari dalam tanah atau dari benih itu sendiri.
• Fungisida yang dapat digunakan antara lain Ceresan.
• Banyaknya benih per lubang tergantung dari daya tumbuh benih.
• Benih yang berdaya tumbuh 95% cukup dua butir per lubang.
• Untuk jarak tanam 20x10 cm diperlukan 30 kg benih/ha.
• Benih yang berdaya tumbuh kurang dari 95% sebaiknya lebih dari 2 butir per lubang atau 35 kg benih/ha.
• Kelembaban tanah selama berkecambah dipertahankan pada pH tanah mendekati kapasitas lapang.
b. Pengolahan Tanah
• Pengolahan tanah untuk tanaman gandum hamper sama dengan pengolahan tanah untuk padi gogo dan palawija lainnya (jagung, sorgum, kedelai), yaitu antara lain agar tanah mempunyai aerasi yangbaik.
• Pencangkulan/pembajakan pertama yaitu untuk menggemburkan tanah dan membasmi gulma.
• Pengolahan kedua dilakukan seminggu kemudian, untuk lebih menggemburkan tanah, meratakan dan memberantas gulma yang tumbuh kemudian.
• Disamping itu dapat sekaligus memberikan pupuk organik bagi tanah yang memerlukanya.
• Biarkan tanah garapan selama 7-10 hari, untuk memberikan kesempatan agar bahan organik yang diberikan mulai melapuk.
• Jika tidak turun hujan, perlu ada suplai air untuk mempermudah benih berkecambah.
• Jika sebelumnya ada tanaman lain, maka dapat dipertimbangkan pengolahan tanah secara minim.
• Jarak tanam bermacam-macam ukuranya tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan varietas (varietas yang kanopinya lebar, memerlukan jarak tanam lebih besar dari pada yang kanopinya lebih kecil).
• Jarak tanam pada tanah yang subur bisa lebih dipersempit, demikian pula jarak tanam pada musim kemarau lebih sempit dari pada musim hujan.
• Ukuranya 20x10 cm, 25x10 cm, 25x5 cm atau 30x10 cm.
• Jarak tanam sedang diteliti : jarak tanam larikan, dengan jarak antar larikan 30 cm.
c. Pemupukan
• Pemberian pupuk dasar dan pupuk pertama dapat dilakukan sebelum tanaman atau pada waktu tanam.
• Biasanya yang dipakai sebagai pupuk pertama adalah pupuk anorganik : P2O5 dan K2O dan sebagian pupuk N.
• Pemupukan N sebaiknya dilakukan dalam 2-3 kali.
• Pemupukan yang efektif ditentukan oleh dosis, waktu, cara, dan jenis pupuk (N, P, dan K dapat diberikan dalam bentuk pupuk tunggal atau pupuk majemuk)
• Cara pemupukan dibenamkan kedalam tanah atau diaduk merata dalam tanah.
• Dosis pemupukan ditentukan oleh jumlah hara tersebut yang tersedia dalam tanah. Biasaya digunakan 20 ton pupuk organic/ ha, 120 kg N/ha, 45-90 kg/ha, P2O5 dan 30-60 kg K2O/ha.
• Pemupukan P dan K diberikan pada larikan diantara barisan benih atau dalam lubang samping kiri dan kanan benih.
• Sepertiga bagian N diberikan bersam dengan P dan K ( dalam bentuk pupuk majemuk NPK), pada waktu tanam dimana kecambah muncul diatas tanah 4-5 hari setelah tanam.
• N yang dipergunakan saat ini adalah untuk merangsang perakaran dan pertumbuhan vegetative. Sepertiga bagian lagi N diberikan pada saat bertunas, sekitar 25-30 hari setelah tanah, untuk merangsang pertunasan yang dapat menjadi tunas productive.
• Dengan pengaturan jarak tanam, jumlah tunas per rumpun diusahakan jangan terlalu banyak sekitar 10-20 tunas produktif.
• Sepertiga bagian dosis N sisanya diberikan ketika tanaman membentuk primordial bunga, untuk mendorong pembentukan malai, butir gandum dan peningkatan kadar protein gandum yang dapat membentuk gluten.
• Pemupukan N susulan diberikan dengan cara digarit dalam larikan atau pada lubang diantara tanaman.
d. Penyiangan
• Gulma merupakan masalah yang penting bagi tanaman gandum dan tanaman mesofit lainnya, bersaing dengan tanaman gandum dalam hal penyerapan air, cahaya dan unsure hara dapat juga merupakan tumbuh-tumbuhan inang bagi berkembangnya hama dan penyakit.
• Jenis gulma yang banyak terdapat ditanaman gandum di lembang dan di pacet : oxalis coinculata, centela asiatica, imperatacylindrica, mimosa invisa, paspalum notatum, sida rhombifolia, richinus communis, agregatum conyzoides, euphorbia esula, agropyron repens, amaranthus retroflexus, dan polygonum convolvulus.
• Gulma jenis berdaun lebar dapat diberantas dengan herbisida 2,4 D dan MEPA, jenis berdaun sempit dengan dalapon, diallate, dan barban.
• Pemberantasan secara cultur teknik dapat dilakukan dengan sistem tanaman sela, menanam jenis tanaman leguminosa diantara barisan tanaman gandum.
• Penyiangan dapat dilakukan 2-3 kali tergantung banyaknya populasi gulma.
• Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman gandum berumur satu bulan. Pada saat ini perakaran gandum sudah cukup kuat apabila terjadi kerusakan akar pada saat penyiangan dan populasi gulma sudah cukup tinggi.
• Penyiangan kedua dilakukan sekitar 3 minggu kemudian, penyiangan selanjutnya tergantung banyaknya dan tingginya populasi gulma.
• Sampai sekarang, petani penghasil tanaman pangan di Indonesia, masih belum menggunakan herbisida untuk memberantas gulma, umumnya penyiangan dilakukan dengan tangan saja (handweeding).
e. Perlindungan Hama dan Penyakit
• Pencegah hama dan penyakit di lapangan paling baik dengan menanam varietas gandum yang mempunyai ketahanan (resistensi) horizontal, jika terjadi serangan hama atau penyakit.
• Penyemprotan dengan insektisida/fungisida merupakan cara yang paling praktis. Insektisida dapat bersifat racun perut, kontak, sistemik, fumigant (gas).
• Racun perut efektif untuk memberantas serangga atau ulat pemakan organ tanaman dibagian atas , misalnya ulat batang, ulat daun, dan walangsangit.
• Contoh insektisida tersebut ialah phosvel dan agrothion.
• Pestisida kontak sangat baik untuk serangga yang kurang lincah, misalnya tungau, kepik hijau, kumbang, kutu daun dan batang. Contohnya insektisidanya yaitu sevin, meptox dan lainnya.
• Pestisida sistemik adalah racun yang dapat masuk ke dalam jaringan tanaman. Sangat baik untuk serangga penghisap tanaman, misalnya hama penggerek, wereng, dan kepinding tanah.
• Contohnya adalah diazinon, phosphamidon, fenitrotion, gama BHC 6G, agrocida, Sandoz 6626-5G, sevidal 8-8G.
• Konsentrasi yang berupa cairan dosis umum adalah 2cc/L, dengan pemakaian cairan tidak lebih dari 1000 L/ha dalam sekali pemakaian, sedangkan yang berupa granula tidak melebihi 50 kg/ha.
• Fimigan misalnya Nogos meracuni pernafasan serangga.
• Pemberantasan hama dan penyakit dengan cara kultur teknis sering dilakukan petani secara tidak sengaja, yaitu dengan mengolah tanah, sistem rotasi tanaman, dan penyianagn gulma, serta menanam varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit utama.
• Pemkaian pestisida yang efektif harus memperhatikan harga pestisida yang relatif mahal dan kondisi cuaca pada waktu pemakaian.
• Fumigan yang banyak digunakan yaitu dithane M45. Bakterisida belum banyak dikenal oleh petani di Indonesia.
• Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida seminggu sekali dengan pemakaian yang bergiliran.
• Untuk mencegah serangan nematoda yang terdapat dalam tanah (terutama pada waktu musim hujan)n, terlebih dahulu tanah diberi perlakuan dengan furadan 3G, dengan dosis 25-30 kg/ha.
• Pada tanah yang populasinya tinggi pemberian furadan dapat diberikan 2-3 kali selama masa pertumbuhan gandum, yaitu pada waktu tanam, masa bertunas dan masa reproduktif.
• Cara pemberiannya dengan disebar diatas permukaan tanah atau dicampur bersama pupuk
f. Suplai air
• Air di perlukan dari sejak fase perkecambahan sampai fase matang susu, dengan jumlah dan distribusi yang merata.
• Pada fase masak kuning sampai panen, tidak diperlukan tambahan air, bahkan cuaca cerah dan panas dapat mempercepat pematangan.
• Kebutuhan air nyata untuk gandum berada di atas kebutuhan untuk jagung dan sorgum, tetapi di bawah kebutuhan untuk padi.
g. Panen
• Apabila 80% dari rumoun telah bermalai, jerami, batang, dan daun mengering dan menguning.
• Jika 20% dari bagian malai telah matang penuh, di mana butir gandum telah cukup keras apabila telah di pijit tangan, maka gandum sudah waktunya untuk di panen.
• Saat panen sangat di tentukan oleh tingkat pematangan dan cuaca. Gandum yang terlalu matang cenderung untuk rebah dan rontok.
• Panen gandum yang ditangguhkan melebihi dari satu minggu akan menurunkan bobot butir gandum. Untuk menguji tingkat kekeringan malai, di lapangan di lakukan dengan jari tangan. Apabila butir-butir gandum lepas ketika digosok dengan tangan dan poros malainya mudah patah maka kadar air gandum cukup untuk di panen.
h. Perlakuan pasca panen
• Butir gandum yang di giling di pabrik harus memenuhi pengujian yang meliputi beberapa karakteristik.
• Pengujian- pengujian:
a. Uji berat merupakan pengukuran berat/ unit volume butir gandum. Hasil uji brat yang rendah menyebabkan kualitas butir dan tepung yang rendah, syarat minimumnya adalah 73kg/ hectoliter.
b. Uji kotoran yaitu pemisahan butir-butir gandum dari benda-benda asing. Syarat maksimumnya adalah 0,1 – 0,5 %.
c. Uji kadar air butir gandum syarat maksimum 12,5 % baik untuk gandum keras maupun gandum lunak.
d. Uji kemurnian butir dari campuran tanaman lain minimal 99,6%
e. Uji ( bobot) dari 1000butir. Di kehendaki bobot 1000butir sekitar 28-40 gr.
f. Uji keseragaman ukuran dan bentuk biji gandum.
g. Uji kadar serat dan kadar abu. Persyaratannya adalah serat 2-2,7% dan abu 1,4-2%
h. Uji rendeman tepung sekitar 85%
i. Uji kadar protein butir gandum syaratnya 6-20%
j. Menghasilkan tepung dengan daya isap terhadap air 52-60% merupakan karaktristik yang sangat penting bagi para konsumen tepung terigu.
 

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous A.2010(http://id.wikipedia.org/wiki/Gandum,2010)
Anonymous B.2010(http://lifestyle.okezone.com/read/2009/08/17/299/248689/299/mengenal-gandum,2010)

1 komentar:

  1. pesticide bring farmers better life,we are the largest diazinon producer and exporter in China,if anyone need it ,can email to smooth2kinsey@gmail.com

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat