Islam
berasal dari kata aslama-yuslinu yang berarti menyerah, tunduk dan damai.
Secara bahasa, islam mengandung makna umum, bukan hanya nama dari suatu agama.
Ketundukan, ketaatan dan kepatuhan merupakan makna islam. Ini berarti segala
sesuatu yang tunduk dan patuh terhadap kehendak alla adalah “islam”. Menurut
Al-Qur’an, isalam adalah agama yang ajaran-ajarannya diberikan Allah kepada
masyarakat manusia melalui para Rasul-Nya. Jadi, islam adalah agama Allah yang
dibawa oleh para nabi pada setiap zamannya yang berakhir dengan kenabian
Muhammad SAW. Penamaan agama islam bagi para nabi didasarkan kepada firman
Allah, yaitu :
قُولُوا آمَنَّا
بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى
وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ
مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah
(hai orang-orang mukmin): `Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub dan
anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun
di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya`.(QS.
2:136)
Dan pada ayat lain disebutkan
tentang ucapan Nabi Nuh :
ٱلْمُسْلِمِينَ فَإِن تَوَلَّيْتُمْ
فَمَا سَأَلْتُكُم مِّنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ ۖ
وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ
“Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku
tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari
Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang
berserah diri (kepada-Nya)".(Yunus : 72)
Mengenai Nabi Ibrahim, Allah SWT
berfirman:
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ
الْعَالَمِينَ
“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya:` Tunduk
patuhlah! Ibrahim menjawab: `Aku tuduk patuh kepada Tuhan semesta alam” (Al
Baqarah : 131)
Dan Allah berfirman dalam mengisahkan Yusuf :
ضِ
لأَرْ وَا اتِ السَّمَاوَ فَاطِرَ حَادِيثِ الأَ
تَأْوِيلِ مِن عَلَّمْتَنِي وَ
الْمُلْكِ مِنَ
آتَيْتَنِيقَدْرَبِّ
بِالصَّالِحِينَ وَأَلْحِقْنِي مُسْلِماً تَوَفَّنِي خِرَةِ وَالآ نُيَا الدُّ فِي
وَلِيِّي
“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku
sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta`bir mimpi. (Ya
Tuhan). Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di
akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang
yang saleh.”(Yusuf: 101)
Berkenaan dengan Nabi Musa Allah berfirman :
مِينَمُّسْلِ كُنتُم
إِن تَوَكَّلُوٓا۟ فَعَلَيْهِ بِٱللَّهِ ءَامَنتُم كُنتُمْ إِن يَٰقَوْمِ مُوسَىٰ وَقَالَ
“Berkata Musa:
"Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah
kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri". Yunus(10):84
Tentang Nabi Isa Al-Qur’an mencatat :
بِأَنَّا ٱشْهَدْ وَ بِٱللَّهِ
ءَامَنَّا ٱللَّهِ أَنصَارُ نَحْنُ يُّونَ ٱلْحَوَارِ قَالَ ٱللَّهِ إِلَى
أَنصَارِىٓ مَنْ قَالَ ٱلْكُفْرَ مِنْهُمُ عِيسَىٰ أَحَسَّ فَلَمَّآ
مُسْلِمُونَ
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah
dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan
agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab:
"Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan
saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.“(Ali
Imran :52)
Allah mengutus Rasul penutup
pembawa agama islam, yaitu Nabi Muhammad SAW, sebagaimana firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang sesudahnya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak
cucunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada
Daud. Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.
(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(An-Nisa`: 163-165)
Dan
rangkaian ayat diatas tampaklah bahwa agama islam adalah agama yang diturunkan
Allah kepada manusia melalui para Rasul dan pada saat terkhir agama ini
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi islam dalam pengertian yang peling
baru dan sempurna merupakan ajaran dan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Ajaran
islam bersifat universal dan berlaku setiap zaman. Keabadian dan keaktualan
islam telah dibuktikan sepanjang sejarahnya, di mana setiap kurun waktu dan
perkembangan peradaban manusia senantiasa dapat dijawab dengan tuntas oleh
ajaran islam melalui Al-Qur’an sebagai landasannya. Keuniversalan konsep islam
merupakan jawaban terhadap keterbatasan manusia dan pemikirannya yang temporal
dan parsial. Karena keparsialan ini muncullah kekurang dan dari ketemporalan
lahirlah kegoyahan yang menuntut perubahan-perubahan. Keuniverslan islam
membebaskan islam dari berbagai kekurangan dan kelemahan yang lebih membuktikan
akan kebenarannya.
Keuniversalan
ajaran agama islam pada hakekatnya terwujud dari hal yang paling mendasar dan
pokok dari seluruh konsep islam, yaitu keyakinan akan keesaan Allah atau
tauhidullah. Konsep tauhidullah adalah konsep khas islam dan menjadi azas yang
paling esesnsial dalam seluruh sistem islam yang dapat melahirkan jiw akaum
muslimin merdeka dari intervensi, penekana, dan intimidasi manusia lain. Ia
merupakan nilai dan etos yang membentuk sikap jiwa yang bebas dan kreatif dalam
menunaikan tugas kemanusiannya. Dlam pada itu tauhid melahirkan pada ketundukan,
kepasrahan dan ketaatan tanpa reserve terhadap undang-undang dan
peraturan-peraturan Allah.
Dari
tauhidullah ini lahir pula konsep islam selanjutnya berupa integralitas dan
kesempurnanaan. Dalam konsep ini berarti
islam tidak membutuhkan penyempurnaan atau penambahan dari luar, karena
ia adalah ciptaan Allah sehingga akan sesuai denganya apapun yang diciptakan
Allah, termasuk didalamnya manusia sebagai sasaran dari konsep islam. Penolakan
terhadap konsep islam berarti pengingkaran terhadap nilai dan makna
kemanusiaannya.
Tauhidullah
melahirkan prinsip keseimbangan dan harmoni, yaitu mencakup kehidupan hari ini
dan hari esok (dunia dan akherat), memberikan pemenuhan kebutuhan jasmani
sekaligus kebutuhan rohani, member perhatian terhadap individu maupun manusia
dengan mahkluk lainnya termasuk dengan lingkungannya. Aspek-aspek yang
berkenaan dengan hidup dalam bentuk nilai dan norma islam disebut syari’at.
Tujuan
syari’at islam yang sangat menonjol adalah meneguhkan nilai-nilai kemanusian
yang sehat, agar tercipta hak yang menjamin kebahagian di dunia dan akherat.
Dengan demikian tujuan yang dibimbing oleh syari’at islam bukan hanya tujuan
yang bersifat sementara, tetapi tujuan akhir(ultimategoal) berupa kebahagian yang abadi yang dipenuhi kebaikan di
akherat. Dengan demikian di dalam konsep ialma kematian adalah pembuka kearah
kebaikan dan buka suatu tragedy yang perlu ditakutkan. Jadi kehidupan dlam
islam menyimpan optimism menyambut masa depan dengan penuh harapan, Karena
tertanamnya keimanan.
Syari’at
islam yang datang dari Allah itu ditujukan kepada manusia, mahkluk Allah. Keran
sumber syari’at adalah Allah, maka realisasi syari’at islam dalam kehidupan
manusia telah terencana dengan sempurna sebagai perbuatan yang mampu dilakukan
manusia, karena kapasitas manusianya yang telah disesuaikan dengan beban dan
bobot syari’at. Di sini islam dpat lebih dipahami sebagai ajaran yang sesuai
dengan atribut kemanusiaan. Karena itu tidak heran jika syari’at islam sesuai
dengan kodrat kemanusiaan dan tidak ada satupun ajaran syari;at islam yang
menafikan kodrat tersebut. Dengan demikian penolakan manusia terhadap syari’at
islam merupakan penolakan manusia terhadap kodrat asasi dirinya sendiri sebagai
manusia.
Konsep
islam berhubungan dengan realitas-relitas nyata dan menyakinkan yang tidak
terlepas hakekat ilahi yang membekas dlam jejak-jejak nyata dan dapat diserap
secara indrawi. Islam menghendaki ralitas kongkrit, bukan imaginative. Karen
aitu dalam konsep islam tidak dapat dipisahkan antara keimanan yang abstrak
dengan realitas indrawi yang kongkrit berupa tingkah laku yang dikenal dengan
istilah amal shaleh. Melalui kerealistisan inilah islam menghadapi alam yang
berwujud realistis yang menjelmakan dan mendorong munculnya sikap, aktifitas
dan kreatifitas kemanusiaan dalam alam nyata, yaitu kehidupan sehari-hari
sebagai individu dan masyarakat di tengah-tengah lingkungan alamnya.
Agama
islam adalah risalah (pesan-pesan) yang diturunkan Allah kepada para nabi dan
rasul sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan dalam
menyelenggarakan tata cara kehidupan manusia, yaitu mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia
dengan khaliknya.
Agama
Islam dan Ruang Lingkupnya
a.
Definisi Islam
Ditinjau
dari segi ethimologi atau asal usul bahasa, istilah Islam diambil dari bahasa
Arab, Aslama-yuslimu, yang berarti berserah diri, patuh, taat, tunduk, patuh
dan taat kepada ajaran, tuntunan, petunjuk dan peraturan hukum Allah SWT QS,Ali
Imron:83 dan QS,An Nisa:125. Kata Islam juaga berasal dari kata Assilm, artinya
perdamaian, kerukunan, keamanan. Maksudnya agama Islam menganjurkan kepada
pemeluknya untuk dapat mewujudkan perdamaian dan keamanan dalam kehidupan
pribadi dan bermasyarakat, baik lahir maupun batin. Ditinjau dari segi
terminologi/istilah, Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah kepada
manusia melalui RasulNya, yang berisi hukum yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam
semesta.. (Achmad Abdullah Al Masdosy, dalam buku Depag RI:2000).
b.
Metode dalam mengkaji Islam
Menurut
Nasrudin Razaq (1989:49) dalam bukunya Dienul Islam, dijelaskan bahwa ada empat
metode atau cara mengkaji Islam yang benar.
1.Islam harus dikaji dari sumber asli (Al Qur'an
dan Sunnah Rasulullah).
Memahami
Islam hanya mengenal dari ulama-ulama dan pemeluk-pemeluknya atau mengenal
Islam hanya dari kitab-kitab fikih orientit adalah suatu kekeliriuan, maka dari
itu Islam harus dikaji dari sumber asli, yaitu Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah
2.Islam harus dikaji secara integral, bukan
parsial
Islam
harus dikaji secara integral artinya harus mempelajari Islam secara menyeluruh
sebagai suatu kesatuan yang utuh tidak sebagian atau sepotong-potong saja.
Apabila Islam dipelajari secara
sebagian-sebagian saja dari ajarannya akan melahirkan pemeluk Islam yang ragu
terhadap Islmanya dan akan dimungkinkan banyak timbul pertentangan dan
kesalahpahaman dalam Islam. Pemahaman yang parsial terhadap Islam akan
berakibat seperti hikayat pengenalan empat orang buta terhadap seekor gajah.
Yang dengan yang lainnya tidak ada yang sama persepsinya tentang gajah karena
kebetulan yang diraba atau dipegang bagian yang berbeda dari gajah tersebut.
3. Islam harus dikaji dari kepustakaan Muslim atau
sarjana
Pada
umumnya mereka orang-orang yang memiliki kemampuan pemahaman yang integral
tentang Islam, yaitu pemahaman yang lahir dari ilmu yang dalam terhadap AL
Qur'an dan Sunnah Rasulullah.
4.Jangan mengkaji Islam dari kenyataan hidup atau
realita umatnya, tetapi dari ajarannya yang komprehensif.
Apabila
mengkaji Islam dari realita kehidupan umatnya, banyak ditemukan umat Islam
terbelakang dalam bidang pendidikan, keawaman, kebodohan, kemiskinan. Jika kita
mengkaji yang demikian itu, kesalahn besar. Ini adalah permasalahan umum umat
Islam di Indonesia.
Disamping
cara tersebut, masih ada cara lain yang lebih penting dalam mengkaji Islam
secara benare, yaitu dengan memasuki dan mendalami tasawuf dan melaksnakan
ajaran-ajarannya secara Istiqomah.
c.Karakteristik Islam
Menurut
Yusuf Qordawi (1996:16) dalam bukunya Karakteristik Islam, menjelaskan bahwa
agama Islam mempunyai beberapa ciri khusus.
1.Rabbaniyah, yaitu agama yang tujuan akhirnya adalah berhubungan dengan Allah.
2.Insaniyah, yaitu agama yang sesuai dengan jiwa manusia. Semua perintah dan
larangannya, bermanfaat untuk manusia itu sendiri.
3.Syumuliyah, yaitu agama yang berlaku secara universal artinya agama yang
berlaku bagi semua zaman, semua kehidupan, dan semua tempat serta dapat
diterima oleh semua manusia di dunia sampai akhir masa.
4.Wasatiyah, yaitu agama yang bersifat moderat (pertengahan) artinya agama yang
mengajarkan pada pemeluknya agar tidak condong pada kehidupan materi saja, akan
tetapi dapat memperhatikan kesimbangan kehidupan dunia dan akhirat, spiritual
maupun material.
d. Ruang lingkup Ajaran Islam
Endang
Saifudin Anshory (1980:73) dalam bukunya Kuliah Al Islam mebagi ajaran Islam
terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1.
Akidah
Menurut
ethimologi Akidah artinya : ikatan, janji, sedangkan menurut terminologi Akidah
adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang
dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbingan dan keragu-raguan. Akidah
didalam Al Qur'an disebut dengan Iman, yang artinya membenarkan dalam hati,
mengucapkan dengan lisan dan melaksankan dengan amal perbuatan.
2.
Syariah
Menurut
Etimologi Syariah:artinya jalan, aturan. Sedangkan menurut terminologi Syarial
ialah norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tugan melalui ibadah,
hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta.
Hukum Syariah dalam Islam terdiri dari hukum wajib, hukum sunnah, hukum mubah,
huku makruh dan hukum haram.
3.
Akhlak
Menurut
etimologi Akhlak:budi pekerti, sedangkan menurut terminologi ialah kekuatan
jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir
dan direningkan lebih dulu.
Sumber Pustaka
- Departemen Agama RI, 2000. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta,Direktorat Perguruyan Tinggi Agama Islam.
- Razak,Nasrudin, 1996. Diuenul Islam,Bandung,PT. Al Ma'arif
- Qordawi,Yusuf,1996.Karakteristik Islam,Surabaya.Risalah Gusti
- Saifuddin Ansori,1980.Kuliah Al Islam,Bandung, Pustaka Salman.
- Wahyuddin dkk.2009.Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Jakarta.Grasindo
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat