Minggu, 29 Juli 2012

Omzet Bank Sampah di Palembang Rp 9 Juta


PALEMBANG, KOMPAS.com -- Omzet Bank Sampah Perumahan Griya Bahagia di Palembang, Sumatera Selatan, mencapai Rp 9 juta. Pendapatan ini diperoleh dari menjual sampah, pupuk kompos, serta kerajinan dari sampah.
Pemasaran bank sampah yang baru berusia empat bulan itu sangat terbantu oleh pesanan dari lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Dari penjualan sampah kering yang disetor nasabah, bank sampah yang diresmikan Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Sabtu (14/4/2012) itu memperoleh Rp 1,5 juta. Bank sampah itu memiliki 75 nasabah dari warga sekitar.
"Sampah yang dijual berupa koran dan botol plastik. Penjualan dua bulan sekali dan uangnya diberikan ke nasabah sesuai sampah yang mereka setorkan," kata Direktur Bank Sampah Perumahan Griya Bahagia Syukron Nikmah.
Kantong dan kemasan plastik yang tak bisa dijual digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan seperti topi, rompi, tas, serta berbagai macam dompet.
Hasil kerajinan ini dijual dengan harga Rp 30.000 hingga Rp 150.000. Pesanan telah banyak berdatangan dari lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Sampah basah berupa sayuran dan nasi diolah menjadi pupuk kompos yang dijual dengan harga Rp 10.000 per lima kilogram.
Setiap bulan, bank sampah Griya Bahagia menghasilkan 400 kg pupuk kompos. Pupuk kompos banyak dibeli oleh Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang untuk keperluan pertamanan kota.
Wali Kota Palembang Eddy Santana mengatakan, bank sampah dapat menjadi sarana efektif di tingkat lingkungan untuk mengatasi banyaknya sampah kota, karena mampu mengurangi sampah terbuang hingga 80 persen. Saat ini, Palembang menghasilkan 520 ton sampah tiap hari.
Bank sampah diharapkan terdapat di tiap RT di Kota Palembang yang jumlahnya 4.800 RT. Namun, hal ini sangat bergantung pada ketua RT dan warga setempat.
Editor :
Nasru Alam Aziz


Sumber: Kompas

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat