Minggu, 08 April 2012

Tragedi dalam Kompetisi Penyuluhan Pertanian

Pada empat tahun yang lalu, tepatnya tahun 2008, saya mengikuti Temu Karya Siswa SPP dan Taruna Tani Tingkat Nasional (TEKARSISTANAS) ke-10 di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kegiatan tersebut merupakan acara tiga tahun sekali yang diadakan oleh Departemen Pertanian dengan tujuan menggali, mengetahui potensi siswa Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) dan taruna tani (petani muda) yang ada di seluruh daerah Indonesia dengan memamerkan teknologi yang ada di daerah masing-masing. Adanya kegiatan TEKARSISTANAS tersebut diharapkan dapat mengetahui dan mengembangkan  perkembangan pertanian di setiap daerah dengan pemanfaatan sumber daya alam dengan ditunjangnya sumber daya manusia yang handal.
            Tema kegiatan TAKARSISTANAS pada saat itu adalah Gelar Teknologi dan Inovasi Nasional. Kegiatan ini sendiri memiliki beberapa kegiatan yang dilombakan, diantaranya adalah Diskusi kelompok, Penyuluhan Pertanian, Manajemen Usaha Tani, Widyakarya, Majalah dinding dan Teknologi pertanian (Penggunaan alat pertanian, budidaya Pertanian dll). Setiap kontingen dari setiap daerah harus mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti setiap kegiatan yang diadakan. Dari kegiatan tersebut, Penyuluhan pertanian merupakan kegiatan lomba yang saya ikuti dengan teman saya yang bernama Tino, untuk mewakili kontingen Propinsi Kalimantan Timur, karena lomba tersebut merupakan lomba yang berbentuk tim dengan terdiri dari dua orang. Kriteria dari lomba ini adalah memberi tahu masyarakat pada umumnya dan petani khususnya tentang teknologi atau budidaya pertanian yang ada dengan baik dan benar. Lomba ini dijalankan dengan cara bertatap muka dengan masyarakat dan peserta lomba yang lainnya.
            Lomba Penyuluhan pertanian yang kami ikuti adalah Pemanfaatan Barang Limbah (serbuk gergaji) di Kalimantan Timur sebagai alternatif untuk media tumbuh jamur tiram putih. Persiapan untuk mengikuti lomba penyuluhan pertanian ini, kami telah melakukan persiapan materi yang cukup dengan menggunakan referensi-referensi dari pembimbing serta praktik yang kami lakukan sebelumnya, termasuk media dalam menyampaikan presentasi yang akan kami gunakan sebagai alat bantu di kegiatan lomba tersebut.
            Hari yang dinanti pun telah tiba, dengan perasaan yang gugup. Namun, rasa optimis kami untuk menyampaikan penyuluhan tersebut sangat tinggi, sehingga rasa gugup dapat kami atasi. Setibanya di tempat lomba kegiatan penyuluhan tersebut, kami mendapatkan urutan nomor penampilan ke-3. Sembari menunggu penampilan kami, kami melihat dan mengamati penampilan dari tim lain yang memberikan presentasinya di depan penonton/ audience yang beragam (petani, dewan juri, kontingen lain). Berbagai macam pertanyaan dilontarkan ke peserta itu, begitu antusiasme audience saat itu, sungguh sangat luar biasa.
            Tibalah giliran kami untuk melakukan presentasi tentang pemanfaatan serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih dengan semangat kami untuk menjadi yang terbaik. Kami menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan media tanam jamur tiram putih dari proses awal hingga proses akhir. Mempresentasikan hanya berbicara,bagi kami tidak cukup, kami menggunakan alat bantu berupa Power Point yang telah kami persiapkan sebelumnya. Alangkah nasib kami tidak baik, listrik pada saat itu padam mendadak, alhasil kami tidak dapat mempresentasikan secara maksimal.
Waktu yang disediakan oleh panitia untuk presentasi kami telah selesai, dengan selesainya presentasi kami, tibalah sesi tanya jawab antara audience dengan kami. Sungguh sangat mengejutkan salah satu pertanyaan pertama dari audience di luar perkiraan kami. Pertanyaan kedua dari audience adalah meminta penjelasan yang lebih jelas tentang proses media tanam itu serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram putih karena mereka susah memahami dari apa yang hanya kami bicarakan tanpa alat bantu.
Pertanyaan pertama, kami mencoba menjawabnya dengan sepengetahuan kami, namun betapa bodohnya kami, bukannya kepuasan dari audience yang menerima jawaban kami, audience tersebut menanyakan hal-hal yang berasal dari jawaban kami sebelumnya. Perasaan, pikiran dan hati menjadi tidak karuan, hingga akhirnya saya menjawab “ pertanyaan anda akan kami cari tahu terlebih dahulu di luar forum ini”. Saya merasa audience tersebut tidak puas dengan jawaban kami, tapi apa mau dikata, tidak ada lagi jawaban yang dapat kami sampaikan dengan baik. Kami berpikir lebih baik menjawab tidak tahu secara halus, daripada menjawab yang tidak kami tahu sama sekali, karena hal tersebut dapat mengakibatkan hal yang sangat tidak baik dan fatal.
Pertanyaan kedua dari audience yang meminta penjelasan agar kami menjelaskan kembali proses pemanfaatan serbuk gergaji menjadi media tanam bagi jamur tiram putih. Kembali lagi, otak kami harus berputar, karena bagaimana penjelasan selanjutnya dari kami, dapat diterima dengan baik dan jelas bagi audience tersebut. Saya memegang secarik kertas HVS di meja yang telah disediakan oleh panitia sebelumnya, dan menggambarkan hal-hal yang penting dan berkaitan dalam hal proses pemanfaataan serbuk gergaji dari awal hingga akhir dengan bantuan dari Tino, ia membantu menjelaskan apa yang harus dilakukan dengan coretan gambar yang telah saya buat. Setelah menjelaskan proses tersebut, kami menanyakan pada audience apakah sudah mengerti atau jelas dengan penjelasan kami. Audience tersebut menanyakan sedikit hal tentang proses tersebut, namun setelah kami menjawab, audience tersebut memahami apa yang kami jelaskan, betapa senangnya hati kami.
Walaupun kami merasa senang dapat menjelaskan dengan kepuasan audience tersebut, kami masih memikirkan bagaimana menjawab pertanyaan dari audience pertama yang jawabannya sempat kami tunda, hingga penanya tersebut bertemu dengan kami di stand pameran stand kami, alangkah terkejutnya kami. Penanya tersebut menanyakan  kembali pertanyaannya yang belum terjawab. Pertanyaan tersebut, dijawab langsung oleh Tino, alangkah puasnya penanya tersebut dengan jawaban yang telah diberiakan oleh dia dan kebetulan di stand pameran tersebut, terdapat contoh media tanam jamur tiram putih yang dilihat oleh penanya tersebut dan media tanam tersebut menambah perkuatan jawaban dari teman saya.
Itulah sebagian kegagalan dari komunikasi yang pernah saya lakukan, terutama pada saat momentum yang sangat luar biasa. Semoga cerita tersebut, dapat menjadi sesuatu yang berharga bagi kita semua.

ANALISA KASUS
Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari, komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi.
Berhasilnya suatu komunikasi adalah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsure-unsur yang dimaksud adalah sumber (resource), pesan (message), saluran (chanel, media), dan penerima (receiver, audience). Dalam proses komunikasi bersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan prilaku. Pada hakekatnya setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur komunikasi, disamping masih terdapat pula unsur pengaruh (effect), dan umpan balik (feed back). Bagaimanapun  juga setiap komunikasi yang dilakukan, senantiasa menambah efek yang positif efektivitas komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung/ maupun media massa jika perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif.
A.    Metode komunikasi
Dalam hal penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, bayak cara (metode) yang ditempuh, hal ini tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial budaya dan latar belakang dari komunikan, sehingga komunikator harus dapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai agar pesan yang disampaikan mengenai sasaran. Metode atau cara menurut arah pesan yang saya lakukan pada cerita di atas adalah menggunakan komunikasi timbal balik. Pesan ini disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Jenis metode lain yang saya pakai dalam komunikasi di atas adalah komunikasi langsung, dimana saya dan Tino berhadapan muka dengan sasaran serta komunikasi dua arah.

B.     Analisa sumber/ pengirim/ komunikator (Source)
Sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun suatu kelompok. Sumber dalam cerita di atas adalah saya dan Tino, karena kamilah yang menyampaikan pesan tersebut. Dalam sumber, adanya suatu karakteristik sumber, yaitu kredibilitas. Kredibilitas menunjuk pada suatu kondisi di mana si sumber dinilai punya pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang relevan dengan topic pesan yang disampaikannya.
Karakteristik sumber lainnya adalah daya tarik sumber, dimana merupakan karakteristik berikutnya yang ikut menentukan keberhasilan upaya persuasi. Apabila sumber dinilai “menarik” oleh penerima, maka upaya persuasi akan lebih cepat berhasil karena adanya proses identifikasi dalam diri pihak penerima.
Kekuatan/kekuasaan sumber termasuk karakteristik sumber, yang terdiri dari empat cara, yaitu charisma, wibawa otoritas, kompetensi atau keahlian serta pemenuhan.
Menurut model Berlo, sumber dipengaruhi oleh factor-faktor keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, system sosial, dan budaya
C.     Analisa pesan (message)
Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam suatu kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isi dari suatu pesan bias berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda.
Bentuk dan teknik penyajian pesan juga merupakan factor yang ikut menentukan berhasilnya-tidaknya upaya persuasi yang dilancarkan seseorang, sekelompok orang, atau suatu organisasi. Secara umum ada dua factor yang perlu diperhatikan dalam upaya merancang suatu pesan yang efektif : struktur dan daya tarik (appeals). Struktur pesan menunjuk pada pengorganisasian elemen-elemen pokok dari pesan. Dalam hal ini sedikitnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan struktur pesan yakni: sisi pesan, urutan penyajian, penarikan kesimpulan.
Daya tarik pesan terdiri dari fear (threat) appeals, emotional appeals, rational appeals dan humor. Fear (threat) appeals adalah suatu penampilan pesan yang menonjolkan unsure-unsur ”ancaman”,”bahaya”, atau hal-hal yang dapat menimbulkan rasa takut. Emotional appeals memberikan penekanan pada hal-hal yang bersifat emosional. Rational appeals mengutamakan hal-hal yang logis-rasional dan factual. Sifat humor dapat disajikan dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, gambar-gambar atau bentuk symbol-simbol lainnya yang menimbulkan suasana lucu.
Pesan yang kami sampaikan pada saat kompetisi penyuluhan pertanian di atas adalah pemanfaatan barang limbah (serbuk gergaji) sebagai media tanam jamur tiram putih. Dilihat dari struktur pesan, pesan yang kami sampaikan bersifat satu sisi, karena mempunyai sisi positif. Daya tarik pesan yang ditimbulkan adalah adanya kelima aspek daya tarik, sebagai contoh, bahayanya serbuk gergaji yang tidak di olah manusia.
D.    Media/ saluran/ penghubung (channel )
Saluran berhubungan dengan panca indera: melihat, mendengar, menyentuh, membaui, dan merasai. Media sendiri adalah alat yag digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
Secara umum ada dua saluran komunikasi yang dapat dipergunakan dalam upaya penyebarluasan pesan : saluran komunikasi personal “personal channels” dan saluran komunikasi non-personal “non personal channels” atau lazim disebut sebagai saluran komunikasi  melalui media massa. Kedua jenis saluran tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Pemiliham media, seyogyanya dilakukan sedikitnya atas dua pertimbangan. Pertama, pertimbangan mengenai karakteristik media. Kedua, pertimbangan yang menyangkut kreatif (isi dan teknis penyajian pesan). Karakteristik media meliputi kebutuhan luasnya jangkauan dan kecepatan penetrasi, kebutuhan pemeliharaan memori, kebutuhan jangkauan khalayak yang selektif, kebutuhan jangkauan khalayak local dan kebutuhan frekuensi tinggi. Karakteristik   kreatif meliputi kebutuhan gerak, kebutuhan warna, kebutuhan suasana, kebutuhan demonstrasi dan kebutuhan deskripsi.
Tujuan penggunaan media antara lain: menghindari salah tapsir, menghilangkan kebosanan, menarik perhatian dan minat, mengatasi keterbatasan obyek, memberikan umpan balik

Media yang kami gunakan saat presentasi adalah Power Point, namun kenyataan di lapangan tidak memungkinkan kami menggunakan media tersebut, hingga akhirnya kami menggunakan media kertas yang digambar sesuai garis besar dari presentasi kami, serta menggunakan barang/ media tanam di stand pameran kami untuk menguatkan jawaban yang telah diberikan. Saluran komunikasi yang gubakan dalam presentasi itu juga adalah saluran komunikasi personal (personal channels).
E.     Analisa penerima  (Receiver)
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam kelompok, partai atau Negara. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. Tugas penerima adalah berkonsentrasi pada pesan yang akan diterima, memberikan umpan balik kepada pengirim.
 Penerima pesan dari kami berasal dari kalangan pendidikan, pemerintah, masyarakat khususnya petani yang beragam.
F.      Balikan (feedback)
Balikan atau tanggapan balik adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa tanggapan balik, soeorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan. Hal ini penting bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Dari presentasi yang kami lakukan, kami menerima umpan balik atau tanggapan balik dari audience, dengan begitu kami mengetahui tingkat pemahaman para penerima.
G.    Gangguan/ hambatan
Gangguan mempunyai pengaruh dalam berkomunikasi, karena pada setiap situasi hamper selalu ada hal yang mengganggu kita. Hal inilah salah satu yang membuat kami sempat gagal dalam presentasi penyuluhan tersebut.
Gangguan yang kami hadapai saat presentasi sebagai berikut:
·       Hambatan dari pengirim pesan, kurangnya persiapan materi yang di luar dugaan presentasi
·    Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, aliran listrik yang padam, sehingga tidak dapat memakai media yang telah kami sampaikan sebelumnya.
·    Hambatan dari penerima pesan, kurangnya perhatian pada  saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat