Pada
empat tahun yang lalu, tepatnya tahun 2008, saya mengikuti Temu Karya Siswa SPP
dan Taruna Tani Tingkat Nasional (TEKARSISTANAS) ke-10 di Kota Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Kegiatan tersebut merupakan acara tiga tahun sekali yang
diadakan oleh Departemen Pertanian dengan tujuan menggali, mengetahui potensi
siswa Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) dan taruna tani (petani muda) yang ada di seluruh daerah Indonesia dengan
memamerkan teknologi yang ada di daerah masing-masing. Adanya kegiatan
TEKARSISTANAS tersebut diharapkan dapat mengetahui dan mengembangkan perkembangan pertanian di setiap daerah dengan
pemanfaatan sumber daya alam dengan ditunjangnya sumber daya manusia yang
handal.
Tema kegiatan TAKARSISTANAS pada
saat itu adalah Gelar Teknologi dan Inovasi Nasional. Kegiatan ini sendiri
memiliki beberapa kegiatan yang dilombakan, diantaranya adalah Diskusi
kelompok, Penyuluhan Pertanian, Manajemen Usaha Tani, Widyakarya, Majalah dinding
dan Teknologi pertanian (Penggunaan alat pertanian, budidaya Pertanian dll). Setiap
kontingen dari setiap daerah harus mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti
setiap kegiatan yang diadakan. Dari kegiatan tersebut, Penyuluhan pertanian
merupakan kegiatan lomba yang saya ikuti dengan teman saya yang bernama Tino,
untuk mewakili kontingen Propinsi Kalimantan Timur, karena lomba tersebut
merupakan lomba yang berbentuk tim dengan terdiri dari dua orang. Kriteria dari
lomba ini adalah memberi tahu masyarakat pada umumnya dan petani khususnya
tentang teknologi atau budidaya pertanian yang ada dengan baik dan benar. Lomba
ini dijalankan dengan cara bertatap muka dengan masyarakat dan peserta lomba
yang lainnya.
Lomba Penyuluhan pertanian yang kami
ikuti adalah Pemanfaatan Barang Limbah (serbuk gergaji) di Kalimantan Timur
sebagai alternatif untuk media tumbuh jamur tiram putih. Persiapan untuk
mengikuti lomba penyuluhan pertanian ini, kami telah melakukan persiapan materi
yang cukup dengan menggunakan referensi-referensi dari pembimbing serta praktik
yang kami lakukan sebelumnya, termasuk media dalam menyampaikan presentasi yang
akan kami gunakan sebagai alat bantu di kegiatan lomba tersebut.
Hari yang dinanti pun telah tiba,
dengan perasaan yang gugup. Namun, rasa optimis kami untuk menyampaikan
penyuluhan tersebut sangat tinggi, sehingga rasa gugup dapat kami atasi. Setibanya
di tempat lomba kegiatan penyuluhan tersebut, kami mendapatkan urutan nomor
penampilan ke-3. Sembari menunggu penampilan kami, kami melihat dan mengamati
penampilan dari tim lain yang memberikan presentasinya di depan penonton/
audience yang beragam (petani, dewan juri, kontingen lain). Berbagai macam
pertanyaan dilontarkan ke peserta itu, begitu antusiasme audience saat itu,
sungguh sangat luar biasa.
Tibalah giliran kami untuk melakukan
presentasi tentang pemanfaatan serbuk gergaji sebagai media tanam jamur tiram
putih dengan semangat kami untuk menjadi yang terbaik. Kami menjelaskan
tahapan-tahapan pembuatan media tanam jamur tiram putih dari proses awal hingga
proses akhir. Mempresentasikan hanya berbicara,bagi kami tidak cukup, kami
menggunakan alat bantu berupa Power Point yang telah kami persiapkan
sebelumnya. Alangkah nasib kami tidak baik, listrik pada saat itu padam
mendadak, alhasil kami tidak dapat mempresentasikan secara maksimal.
Waktu
yang disediakan oleh panitia untuk presentasi kami telah selesai, dengan
selesainya presentasi kami, tibalah sesi tanya jawab antara audience dengan
kami. Sungguh sangat mengejutkan salah satu pertanyaan pertama dari audience di
luar perkiraan kami. Pertanyaan kedua dari audience adalah meminta penjelasan
yang lebih jelas tentang proses media tanam itu serbuk gergaji sebagai media
tanam jamur tiram putih karena mereka susah memahami dari apa yang hanya kami
bicarakan tanpa alat bantu.
Pertanyaan
pertama, kami mencoba menjawabnya dengan sepengetahuan kami, namun betapa
bodohnya kami, bukannya kepuasan dari audience yang menerima jawaban kami,
audience tersebut menanyakan hal-hal yang berasal dari jawaban kami sebelumnya.
Perasaan, pikiran dan hati menjadi tidak karuan, hingga akhirnya saya menjawab
“ pertanyaan anda akan kami cari tahu
terlebih dahulu di luar forum ini”. Saya merasa audience tersebut tidak
puas dengan jawaban kami, tapi apa mau dikata, tidak ada lagi jawaban yang
dapat kami sampaikan dengan baik. Kami berpikir lebih baik menjawab tidak tahu secara halus, daripada menjawab yang tidak
kami tahu sama sekali, karena hal tersebut dapat mengakibatkan hal yang sangat
tidak baik dan fatal.
Pertanyaan
kedua dari audience yang meminta penjelasan agar kami menjelaskan kembali
proses pemanfaatan serbuk gergaji menjadi media tanam bagi jamur tiram putih.
Kembali lagi, otak kami harus berputar, karena bagaimana penjelasan selanjutnya
dari kami, dapat diterima dengan baik dan jelas bagi audience tersebut. Saya
memegang secarik kertas HVS di meja yang telah disediakan oleh panitia
sebelumnya, dan menggambarkan hal-hal yang penting dan berkaitan dalam hal
proses pemanfaataan serbuk gergaji dari awal hingga akhir dengan bantuan dari Tino,
ia membantu menjelaskan apa yang harus dilakukan dengan coretan gambar yang
telah saya buat. Setelah menjelaskan proses tersebut, kami menanyakan pada audience
apakah sudah mengerti atau jelas dengan penjelasan kami. Audience tersebut
menanyakan sedikit hal tentang proses tersebut, namun setelah kami menjawab,
audience tersebut memahami apa yang kami jelaskan, betapa senangnya hati kami.
Walaupun
kami merasa senang dapat menjelaskan dengan kepuasan audience tersebut, kami
masih memikirkan bagaimana menjawab pertanyaan dari audience pertama yang
jawabannya sempat kami tunda, hingga penanya tersebut bertemu dengan kami di
stand pameran stand kami, alangkah terkejutnya kami. Penanya tersebut
menanyakan kembali pertanyaannya yang
belum terjawab. Pertanyaan tersebut, dijawab langsung oleh Tino, alangkah
puasnya penanya tersebut dengan jawaban yang telah diberiakan oleh dia dan
kebetulan di stand pameran tersebut, terdapat contoh media tanam jamur tiram
putih yang dilihat oleh penanya tersebut dan media tanam tersebut menambah
perkuatan jawaban dari teman saya.
Itulah
sebagian kegagalan dari komunikasi yang pernah saya lakukan, terutama pada saat
momentum yang sangat luar biasa. Semoga cerita tersebut, dapat menjadi sesuatu
yang berharga bagi kita semua.
ANALISA
KASUS
Komunikasi
adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam
kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari, komunikasi adalah bagian
dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah
berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia
dilahirkan adalah tanda komunikasi.
Berhasilnya
suatu komunikasi adalah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur
yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsure-unsur yang dimaksud adalah
sumber (resource), pesan (message), saluran (chanel, media), dan penerima (receiver,
audience). Dalam proses komunikasi bersamaan tersebut diusahakan melalui
tukar menukar pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan
prilaku. Pada hakekatnya setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur
komunikasi, disamping masih terdapat pula unsur pengaruh (effect), dan umpan balik (feed
back). Bagaimanapun juga setiap
komunikasi yang dilakukan, senantiasa menambah efek yang positif efektivitas
komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah
komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang
terjadi pada diri penerima (komunikan
atau khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun
tidak langsung/ maupun media massa jika perubahan itu sesuai dengan keinginan
komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif.
A. Metode
komunikasi
Dalam hal penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan, bayak cara (metode) yang ditempuh, hal ini
tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial budaya dan
latar belakang dari komunikan, sehingga komunikator harus dapat melihat metode
atau cara apa yang akan dipakai agar pesan yang disampaikan mengenai sasaran.
Metode atau cara menurut arah pesan yang saya lakukan pada cerita di atas
adalah menggunakan komunikasi timbal balik. Pesan ini disampaikan kepada
sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Jenis metode lain yang saya pakai
dalam komunikasi di atas adalah komunikasi langsung, dimana saya dan Tino
berhadapan muka dengan sasaran serta komunikasi dua arah.
B. Analisa
sumber/ pengirim/ komunikator (Source)
Sumber adalah pihak yang menciptakan
pesan, baik seseorang ataupun suatu kelompok. Sumber dalam cerita di atas
adalah saya dan Tino, karena kamilah yang menyampaikan pesan tersebut. Dalam
sumber, adanya suatu karakteristik sumber, yaitu kredibilitas. Kredibilitas
menunjuk pada suatu kondisi di mana si sumber dinilai punya pengetahuan,
keahlian, atau pengalaman yang relevan dengan topic pesan yang disampaikannya.
Karakteristik sumber lainnya adalah daya
tarik sumber, dimana merupakan karakteristik berikutnya yang ikut menentukan
keberhasilan upaya persuasi. Apabila sumber dinilai “menarik” oleh penerima,
maka upaya persuasi akan lebih cepat berhasil karena adanya proses identifikasi
dalam diri pihak penerima.
Kekuatan/kekuasaan sumber termasuk
karakteristik sumber, yang terdiri dari empat cara, yaitu charisma, wibawa
otoritas, kompetensi atau keahlian serta pemenuhan.
Menurut model Berlo, sumber dipengaruhi
oleh factor-faktor keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, system sosial,
dan budaya
C. Analisa
pesan (message)
Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam
suatu kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat. Pesan yang dimaksud dalam
proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isi
dari suatu pesan bias berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau
propaganda.
Bentuk dan teknik penyajian pesan juga
merupakan factor yang ikut menentukan berhasilnya-tidaknya upaya persuasi yang
dilancarkan seseorang, sekelompok orang, atau suatu organisasi. Secara umum ada
dua factor yang perlu diperhatikan dalam upaya merancang suatu pesan yang
efektif : struktur dan daya tarik (appeals).
Struktur pesan menunjuk pada pengorganisasian elemen-elemen pokok dari pesan.
Dalam hal ini sedikitnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan
struktur pesan yakni: sisi pesan, urutan penyajian, penarikan kesimpulan.
Daya tarik pesan terdiri dari fear
(threat) appeals, emotional appeals, rational appeals dan humor. Fear (threat)
appeals adalah suatu penampilan pesan yang menonjolkan unsure-unsur
”ancaman”,”bahaya”, atau hal-hal yang dapat menimbulkan rasa takut. Emotional
appeals memberikan penekanan pada hal-hal yang bersifat emosional. Rational
appeals mengutamakan hal-hal yang logis-rasional dan factual. Sifat humor dapat
disajikan dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, gambar-gambar atau bentuk
symbol-simbol lainnya yang menimbulkan suasana lucu.
Pesan yang kami sampaikan pada saat
kompetisi penyuluhan pertanian di atas adalah pemanfaatan barang limbah (serbuk
gergaji) sebagai media tanam jamur tiram putih. Dilihat dari struktur pesan,
pesan yang kami sampaikan bersifat satu sisi, karena mempunyai sisi positif.
Daya tarik pesan yang ditimbulkan adalah adanya kelima aspek daya tarik,
sebagai contoh, bahayanya serbuk gergaji yang tidak di olah manusia.
D. Media/
saluran/ penghubung (channel )
Saluran berhubungan dengan panca indera:
melihat, mendengar, menyentuh, membaui, dan merasai. Media sendiri adalah alat
yag digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
Secara umum ada dua saluran komunikasi
yang dapat dipergunakan dalam upaya penyebarluasan pesan : saluran komunikasi
personal “personal channels” dan saluran komunikasi non-personal “non personal
channels” atau lazim disebut sebagai saluran komunikasi melalui media massa. Kedua jenis saluran
tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Pemiliham media, seyogyanya dilakukan
sedikitnya atas dua pertimbangan. Pertama, pertimbangan mengenai karakteristik
media. Kedua, pertimbangan yang menyangkut kreatif (isi dan teknis penyajian
pesan). Karakteristik media meliputi kebutuhan luasnya jangkauan dan kecepatan
penetrasi, kebutuhan pemeliharaan memori, kebutuhan jangkauan khalayak yang
selektif, kebutuhan jangkauan khalayak local dan kebutuhan frekuensi tinggi.
Karakteristik kreatif meliputi
kebutuhan gerak, kebutuhan warna, kebutuhan suasana, kebutuhan demonstrasi dan
kebutuhan deskripsi.
Tujuan penggunaan media antara lain:
menghindari salah tapsir, menghilangkan kebosanan, menarik perhatian dan minat,
mengatasi keterbatasan obyek, memberikan umpan balik
Media yang kami gunakan saat presentasi
adalah Power Point, namun kenyataan di lapangan tidak memungkinkan kami
menggunakan media tersebut, hingga akhirnya kami menggunakan media kertas yang
digambar sesuai garis besar dari presentasi kami, serta menggunakan barang/
media tanam di stand pameran kami untuk menguatkan jawaban yang telah
diberikan. Saluran komunikasi yang gubakan dalam presentasi itu juga adalah
saluran komunikasi personal (personal
channels).
E. Analisa
penerima (Receiver)
Penerima adalah pihak yang menjadi
sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau
lebih, bisa dalam kelompok, partai atau Negara. Jika suatu pesan tidak diterima
oleh penerima, akan menimbulkan berbagai masalah yang sering kali menuntut
perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. Tugas penerima adalah
berkonsentrasi pada pesan yang akan diterima, memberikan umpan balik kepada
pengirim.
Penerima
pesan dari kami berasal dari kalangan pendidikan, pemerintah, masyarakat
khususnya petani yang beragam.
F. Balikan
(feedback)
Balikan atau tanggapan balik adalah
isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Tanpa tanggapan balik, soeorang pengirim pesan tidak
akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan. Hal ini penting bagi
pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman
yang benar dan tepat.
Dari presentasi yang kami lakukan, kami
menerima umpan balik atau tanggapan balik dari audience, dengan begitu kami
mengetahui tingkat pemahaman para penerima.
G. Gangguan/
hambatan
Gangguan mempunyai pengaruh dalam
berkomunikasi, karena pada setiap situasi hamper selalu ada hal yang mengganggu
kita. Hal inilah salah satu yang membuat kami sempat gagal dalam presentasi
penyuluhan tersebut.
Gangguan yang kami hadapai saat
presentasi sebagai berikut:
· Hambatan dari pengirim pesan, kurangnya persiapan
materi yang di luar dugaan presentasi
· Hambatan media, adalah hambatan yang
terjadi dalam penggunaan media komunikasi, aliran listrik yang padam, sehingga
tidak dapat memakai media yang telah kami sampaikan sebelumnya.
· Hambatan dari penerima pesan, kurangnya
perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat